Minggu, 20 Desember 2009

PAKAN IKAN MAS DAN TEKNOLOGI PEMBUATAN PELET BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL

I. PENDAHULUAN

Ikan mas termasuk kelompok ikan pemakan segala jenis makanan (omnivore), pada masa mudanya memakan zooplankton dan setelah tumbuh lebih besar ikan mas mulai berkelakuan sebagai ikan pemakan. Jasad-jasad air yang hidup didasar perairan (bentos) seperti larva chironomus, cacing oligochaeta, tubifex, dan berbagai jenis moluska. Larva ikan mas ini mulai kehabisan kuning telor setelah berumur 2-4 hari. Ikan mas juga sangat responsive dengan pakan buatan dengan kadar protein 25-30%
Mencari alternatif pakan murah, tanpa mengesampingkan kualitas dan kuantitas akan semakin jauh dari para petani, sejalan dengan melambungnya harga dasar semua bahan baku pakan, sementara para pembudidaya ikan harus berhadapan dengan biaya operasional pakan yang sangat besar yaitu sekitar 60-70% (Yanuartin, C. 2004), oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah bagaimana mencarikan jalan keluarnya.

II. PAKAN
Pakan memiliki peranan penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Oleh sebab itu nutrisi yang terkandung dalam pakan harus benar-benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan dari ikan tersebut.
Pemberian pakan yang sesuai akan menghindarkan ikan dari berbagai serangan penyakit, kususnya penyakit nutrisi. Penyakit nutrisi ini biasanya menyerang ikan yang hanya diberi pakan sembarangan tanpa memperhitungkan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan pemberian pakan dengan kadar lemak tinggi juga menyebabkan difisiensi thiamin (Vitamin B1).
Penyakit nutrisi dapat dihindari dengan pemberian kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan komposisi yang lengkap.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah kualitas pakan yang diberikan. Pakan yang sudah busuk atau pakan buatan yang kadaluarsa (tengik/berjamur) dapat menyebabkan ikan menjadi sakit.

Mengapa nutrisi harus lengkap????
Penyakit nutrisi
1) Kekurangan vitamin
Kekurangan vitamin dapat mengakibatkan kelainan pada bentuk tubuh dan fungsi organ pada ikan. Lebih lanjut hal ini mengakibatkan lambatnya pertumbuhan dan rendahnya sintasan sehingga sangat merugikan pembudidaya. Kekurangan vitamin ini juga menyebabkan ikan rentan terhadap serangan penyakit bakterial dan jamur yang dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar lagi.

2) Kekurangan protein
Kekurangan protein berarti kekurangan asam amino yang merupakan zat yang diperlukan untuk ketahanan tubuh, sehingga kekurangan protein menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit infeksi.

3) Kekurangan asam lemak essensial
Kekurangan asam lemak essensial menyebabkan perubahan warna dan erosi pada sirip serta masuknya lemak kedalam hati. Hal ini menebabkan lemahnya pertahanan tubuh ikan dan lambatnya pertumbuhan.

4) Lipoid liver degeneration
Penyakit ini disebut juga lipodosis. Menyebabkan pembengkakan pada hati dan kekurangan darah. Pertumbuhan ikan menjadi lambat dan sintasannya rendah. Penyakit ini disebabkan oleh pemberian pakan yang lemaknya sudah rusak.
Penyakit nutrisi dapat dihindari dengan pemberian kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan komposisi yang lengkap.



III. JENIS-JENIS DAN CARA PEMBUATAN PAKAN IKAN MAS

1. Pakan Buatan

Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pakanpemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengadung zat-zat makanan yang cukup yaitu: protein yang mengandung sam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Masing-masing ikan mempunyai kebutuhan optimal protein yang berbeda-beda, misalnya untuk daerah tropis, benih ukuran kebul dan putihan memerlukan protein sekitar 50%, ukuran jari (gelondongan) memerlukan protein 40%, dan ikan yang berukuran lebih besar memerlukan protein antara 30 – 35%. Karbohidrat dalam pakan kira-kira 30%. Adapun bentuk dan ukuran pakan setiap ikan memiliki ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan bukaan mulut dari ikan tersebut. Adapun beberapa bentuk pakan yang dikenal antara lain emulsi, tepung, remah dan pellet.

a. Emulsi
emulsi merupakan bentuk pakan tambahan untuk benih umur 5 – 21 hari. Bahan dari pakan ini terbuat dari kuning telur ayam dan tepung kedelai dengan perbandingan 1 : 1 serta ditambah vitamin 1% (vitamin bisa dibeli di apotek)
cara pembuatan
larutkan kuning telur ayam rebus dalam 200 ml air matang yang ditambah dengan 40 g tepung kedelai halus, 5 g tepung sagu (sebagai perekat ), dan 1 g vitamin.campuran bahan-bahan tersebut di atas diaduk rata sambil di panaskan sampai terbentuk emulsi. Pakan buatan itu cukup untuk benih seberat kira-kira 1 kg yang diberikan 6-8 kali sehari selama kira-kira 5 hari.pakan ini di berikan dengan cara disemprotkan merata di atas permukaan air.
Pakan berbentuk emulsi tidak boleh disimpan di udara terbuka lebih dari 10 jam. Sebaiknya emulsi ini di simpan dalam lemari es atau dengan membuatnya setiap akan memberi pakan.

b. Tepung Dan Remah
tepung merupakan pakan tambahan benih ikan yang berumur antara 21-80 hari.jenis pakan buatan ini terdiri dari tepung halus untulk benih yang berumur 40-80 hari.pakan buatan yang berupa tepung ini terbuat dari pellet yang di giling halus dan di ayak.benih yang berumur antar 80-120 hari tidak di beri pakan berupa tepung lagi tetapi berupa remah.pemah merupakan pecahan pellet kering.

c. Pellet
pellet adalah pakan tambahan yang di cetak dalam bentuk butiran sebesar pil dan diberikan untuk ikan dalam tahap pembesaran formulasi pellet ada bermacam-macam tergantung dari bahan dasarnya berikut ini adalah salah satu contoh formulasi pellet.
Tepung ikan……………..50%
Tepung kedelai……………30%
Tepung terigu……………..13%
Kuning telur……………….5%
Premix……………………..2%

B. Kultur Masal Pakan Alami
Kultur masal pakan alami adalah upaya membudidayakan plankton sebagai pakan alami ikan dalam jumlah dan tempat yang banyak. Kultur pakan alami ikan sangat penting untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan benih ikan,terutama benih ikan ukuran lepas hapa (kebul). Kultur pakan alami dapat dilakukan dengan pemupukan.akan tetapi dengan cara ini akan tumbuh penyakit yang dapat menyerang benih ikan tersebut.jadi perlu pemupukan denganjenis dan dosis pupuk yang tepat.cara lain adalah dengan menanami benih planktontertentu agar hanya satu macam atau jenis plankton saja yang dapat tumbuh.
Beberapa jenis plankton (zooplankton) yang umumdibutuhkan benih ikan antara lain sebagai berikut.

1. ROTIFERA
Kultur Rotifera dapat dilakuakn di bak beton atau bak tanah yang sumber airnya mengandung Rotifera. sebagai sumber air dapat menggunakan air sungai,air kolam,atau air yang diinokulasi denagan Rotifera. Air yang masuk ke dalam bak atau kolam harus di saring terlebih dahulu,terutama untuk menghindari adanya ikan atau serangga air yang dapat masuk ke dalam kolam atau bak.
Bak atau kolam di keringkan terlebih dahulu selama 2-3 hari kemudian diisi air dan di lakukan pengapuran sebanyak 100 g/m2.
Pengapuran ini bertujuan untuk memberantas ikan,predator,atau hama yang hidup di dalam bak atau kolam dan untuk menaikkan pH. Setelah itu dilakuakn pemupukan kotoran ayam kering sebanyak 1 kg/m2.
Kemudian bak atau kolamdiisi air dengan kedalaman 0,5 m.permukaan air di semprot dengan Sumithion sebanyak 6-8 ppm untuk memberantas Cladocera agar tidak mengganggu pertumbuhan Rotifera.
Panen Rotifera dapat di lakukan setelah 5-6 hari pemeliharaan dengan pengambilan contoh air dan di saring dengan plankton Net Muller No.25
Dengan cara tersebut dapat dilakukan panen Rotifera pada hari ke 5-12 dari saat setelah pemupukan berlangsung.

2. MOINA
Kultur moina sebaiknya dilakukan di wadah yang di letakkan di bawah atap yang transparan,misalnya atap plastik,untuk menghindari sinar matahari langsung dan curah hujan.
Wadah atau tempat yang telah diisi air sumur dengan kedalaman 40-60 cm.di pu[pukdengan kotoran ayam kering (tanpa sekam)
Sebnyak 1 kg/m2.selain itu ,kedalam media kultur tersebut di gantungkan kantong terilin atau karung yang berisi bungkil kedelai sebanyak 200g/m3.
Bibit Moina di tanam sehari setelah pemupukan awal sebanyak 2 g/m3
Bibit Moina ditanam sehari setelah pemupukan awal sebanyak 2 g/m3.bibit moina dipilih yang berwarna merah dan berukuran besar.
Pemupukan ulang dilakukan 4 hari setelah pemupukan awal sebanyak 0,25 dosis atau 250 g kotoran ayam kering dan 50 g bungkil kedelai.
Pemanenan dapat di lakukan antara 7-9 hari setelah pemupukan awal dwngan serokan dari kain terilin.
Untuk mendapatkan Moina setiap hari dapat di pakai 6 wadah dengan pelaksanaan kultur secara bergilir, yaitu 2 hari sekali.dengan cara tersebut dapat menghasilkan Moina 150-400 g/m3/hari.


3. Daphnia

Daphinia cepat di kultur di tempat trbuka. Untuk wadah kultur dapat digunakan bak atau konteiner. Bak atau konteiner diisi dengan air sumur lalu dipupuk dengan kotoran ayam kering tanpa sekam sebanyak 1,5 kg/m3. Kotoran ayam tersebut dimasukkan kedalam kantong terilin atau karung dan digantung dalm media kultur.
Sehari setelah pemupukan awal, bibit daphnia ditebar sebanyak 5 g/m3. pamupukan ulang dilakukan antara 7-14 harisetelah pemupukan awalsebanyak 0,5 dosis (750 g/m3).
Pemupukan dilakukan 21hari setelh pemupukan awal dan dilakukan setiap hari selama sebulan. Dalam sehari pemenenan dapat dihasilkan Daphnia sebanak 25 g/m3. Dengan cara ini dapat dihasilkan kira-kira 30 kg dalam kurun waktu sebulan.
4. Cacing Tubifek
Bentuk tubuh cacing ini menyerupai rambut dengan panjang badan antara 1-3cm dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik. Cacing ini meiliki 57% protein dan 13% lemak dalam tubuhnya.
Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua sebelum menetas.
Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur.
1. Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam
Note : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.
2. Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm
20 cm x 20 cm 20 cm x 20 cm
20 cm x 20 cm 20 cm x 20 cm
20 cm x 20 cm 20 cm x 20 cm
20 cm x 20 cm 20 cm x 20 cm
1 M x 2M
3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dekak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/M2.
4. Fermentasi
Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
5. Penebaran Bibit
Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2 – 5 Liter / detik
6. Pemanenan
Cacing Bisa dipanen setelah 8 – 10 hari.




IV. PEMBUATAN PELET BARBASIS BAHAN BAKU LOKAL

Maggot dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan sumber protein. Nilai protein maggot bervariasi tergantung ukuran maggot dan media pemeliharaannya. Maggot kecil bisa mencapai lebih dari 50%, namun secara umum kandungan protein maggot sebesar 40%. Kandungan protein cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan protein pakan untuk ikan.
Komposisi:

II. BAHAN DAN METODA
Bahan
Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut : bahan pakan terdiri dari tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung, dedak, tapioka, minyak ikan, minyak jagung, vitamin mix, vitamin E dan C, mineral mix, Posfor, mineral Zn dan Mn.

Alat
Peralatan berupa mesin pakan : disc mill, mixer, peletting, dryer dan peralatan packaging pakan.

1. Formula Pakan
- Semua bahan dibuat tepung halus dan diayak agar yang kasarnya tidak ikut masuk
- Bahan pakan ditimbang sesuai dengan formula, dicampur dengan mengguanakan mesin mixer dan dicetak menggunakan mesin pencetak pelet.
- Pakan yang sudah berbentuk pelet ditiriskan dan dikemas dalam wadah yang kedap air
- Untuk melihat kandungan proksimat pelet diambil sampel pakan dari setiap proses pencetakan.





FORMULASI PAKAN


PELET BASAH

FORMULA 1 (FORMULASI ALTERNATIF)

BAHAN Komposisi yang diberikan Kandungan Protein dalam bahan baku Kandungan Protein dalam formulasi
1. Ikan Rucah 20 % x 40% = 8%
2. Maggot 20 % x 40% = 8%
3. Tepung Ikan 20 % x 52% = 10,4%
4. Tapioka 20 % x 14% = 2,8%
5. Dedak 20 % x 12% = 2,4%
31,6%


Komposisi Pakan Berbasis Maggot

1. Maggot Mill 55 %
2. Tepung Ikan Import 13 %
3. Tepung kedelai 13 %
4. Tapioka 10 %
5. Minyak Ikan 2 %
6. Vitamin+Mineral 5 %
7. Vitamin C 50 gram
8. Vitamin E 50 gram
9. Vitamin B1 15 gram
10.Vitamin B6 15 gram
11. Dicalsium Phospat 2 %
12. Asam sitrat 2 %
13. Minyak Sayur 2 %




1. Tepung Ikan 30 %
2. Tepung kedelai 30 %
3. Tapioka 15 %
4. Vitamin mix 1 %
5. Mineral mix 2 %
6. Minyak Sawit 5 %
Komposisi Pakan Tanpa Maggot







Rumus Perhitungan Bahan Pakan

Untuk 10 Kg Pakan Dengan Kandungan Protein 30,62 %
diperlukan
Tepung ikan 27/100 X 10 = 2,7 Kg
Tepung kedelai 27/100 X 10 = 2,7 Kg
Tepung tapioka 10/100 X 10 = 1,0 Kg
Dedak halus 32/100 X 10 = 3,2 Kg
Minyak ikan 1/100 X 10 = 0,1 Kg
Minyak jagung 1/100 X 10 = 0,1 Kg
vitamin/mineral 1/100 X 10 = 0,1 Kg
mineral mix 1/100 X 10 = 0,1 Kg


KETERANGAN
Protein = (Amount/100)X Kadar protein bahan
Fat = (Amount/100)X Kadar Fat bahan
Fiber = (Amount/100)X Kadar Fiber bahan
Ash = (Amount/100)X Kadar Ash bahan
Carbohydrate = (Amount/100)X Kadar Carbohydrate bahan
Cost = (Amount/100)X Kadar Cost bahan