Selasa, 29 Juli 2008

CARA PEMILIHAN INDUK ABALONE HASIL BUDIDAYA DI KJA

Kuantitas Induk dalam jumlah yang memadai merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam suatu usaha pembenihan abalone (haliotis asinina). Hal ini dikarenakan sintasan larva abalone yang masih rendah, sehingga untuk memperoleh benih dalam jumlah yang banyak harus dilakukan pemijahan dengan frekuensi yang banyak dan berkesinambungan.

Balai Budidaya Laut Lombok tidak lagi tergantung dengan induk yang berasal dari alam, teknologi budidaya abalone di karamba jaring apung mampu menyuplai induk untuk dipijahkan dalam skala laboratorium.

Kualitas dari induk budidaya tidak kalah dengan induk yang berasal dari alam, dengan keberhasilan ini balai budidaya laut lombok mampu melakukan pemijahan secara kontinyu dan berkesinambungan

Berikut ini adalah beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam melakukan pemilihan induk abalone hasil budidaya di karamba jaring apung.

  1. Ukuran Induk.

Abalone (Haliotis asinina) mulai dewasa pada ukuran (panjang cangkang) 3cm. Sehingga pastikan abalone yang akan kita gunakan sebagai induk memiliki panjang cangkang minimal 7cm. Semakin besar ukuran induk yang kita gunakan akan semakin baik karena fekunditasnya juga semakin tinggi.

  1. Membedakan jenis kelamin induk

Jenis kelamin induk harus diperhatikan karena dalam kegiatan pemijahan diperlukan jumlah induk betina yang lebih banyak (perbandingan 2:1). Pastikan induk dalam kondisi yang benar-benar matang gonad

Kelamin abalone dapat ditentukan dengan melihat warna gonadnya. Bagian gonad sendiri dapat dilihat dengan cara mengangkat cangkang bagian bawah.

Induk jantan : Warna gonad gading kecoklatan atau kuning kemerahan

Induk betina : Warna gonad, hijau kebiruan.

  1. Memilih Induk Yang Sehat.

Induk sehat adalah syarat mutlak dalam kegiatan pemeliharaan induk dan pemijahan abalone. Induk hasil tangkapan dikatakan sehat bila:

a) Tidak cacat/terluka

Dalam pengambilan abalone terkadang kita tidak memperhatikan letak dan posisi menempel sehingga sering kali mengakibatkan luka pada induk yang akan kita pijahkan untuk itu perlu adanya langkah- langkah sebelum dilakukan pemijahan yaitu:

Untuk itu beberapa langkah yang dilakukan antara lain:

- Perhatikan dan amati induk yang akan diambil satu-persatu;

- Amati dan raba bagian cangkangnya karena terkadang ada retakan yang tidak terlihat;

- Tarik cangkang secara perlahan untuk mengetahui kekuatan ototnya, Cangkang yang mudah direnggangkan dengan bagian tubuh menandakan adanya kerusakan otot;

- Perhatikan secara seksama seluruh bagian tubuh abalone untuk mengetahui ada tidaknya luka akibat penangkapan. Luka-luka itu biasanya berupa goresan berwarna putih atau luka robek pada bagian yang menempel dengan cangkang;

- Teliti juga bagian gonadnya, karena bagian tersebut sering luka/robek akibat terkait.


b) Dapat melekat dengan kuat dan aktif bergerak

Abalone yang baru diambil dari KJA biasanya dalam keadaan lemah/pingsan karena cara pengangkutan yang tidak benar. Tidak jarang abalone yang tidak cacat/luka tetapi tidak dapat diambil sebagai induk karena kondisinya yang terlalu lemah. Oleh karena itu dalam pemilihan induk diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

- Sediakan wadah berisi air laut dan airator di tempat penampung abalone;

- Masukan induk yang tidak luka/cacat (hasil seleksi pertama) kedalam wadah berisi air laut. Biarkan selama beberapa menit sampai kondisi induk benar-benar pulih;

- Pilih induk yang dapat menempel dengan kuat dan bergerak secara aktif. Induk yang tidak bergerak atau tidak menempel secara kuat berarti kondisinya terlalu lemah.

mudah-mudahan tulisan ini bisa sedikit membantu untuk melakukan seleksi induk abalone khususnya untuk induk budidaya. amin